BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang dan Masalah
Denaturasi adalah sebuah proses di mana
protein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder
dengan penerapan beberapa tekanan eksternal atau senyawa, seperti asam kuat
atau basa, garam anorganik terkonsentrasi, sebuah misalnya pelarut organik
(cth, alkohol atau kloroform), atau panas. Jika protein dalam sel hidup
didenaturasi, ini menyebabkan gangguan terhadap aktivitas sel dan kemungkinan
kematian sel. protein didenaturasi dapat menunjukkan berbagai karakteristik,
dari hilangnya kelarutan untuk agregasi komunal. Denaturisasi dalam pengertian
ini tidak digunakan dalam penyusunan bahan kimia industri alkohol didenaturasi.
1.2
Rumusan Masalah
1)
Apa yang dimaksud
dengan Denaturasi DNA ?
2)
Apa aspek fisiologis
denaturasi DNA?
3)
Apa pengertian dari
Renaturasi DNA?
4)
Bagaimana tahapan
dari Renaturasi DNA ?
5)
Apa syarat dari
Renaturasi DNA?
6) Apa pengertian dari Perbaikan DNA?
7) Bagaimana mekanisme dari Perbaikan DNA?
1.3.
Tujuan Penulisan
Tujuan peulisan makalah ini untuk memberikan
informasi kepada pembaca tentang Denaturasi,
Renaturasi dan Perbaikan DNA.
1.4.
Manfaat penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui tentang pengertian, fungsi dan
proses Denaturasi, Renaturasi dan Perbaikan DNA didalam tubuh manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
I. DENATURASI DNA
A. Pengertian Denaturasi DNA
Denaturasi adalah untai ganda molekul DNA yang dapat dipisahkan dengan perlakuan suhu maupun senyawa alkali sehingga konformasinya berubah dan dapat hampir menjadi acak. Tingkat denaturasi DNA tergantung pada tingginya suhu. Perubahan tingkat denaturasi DNA dapat diikuti dengan memperlakukan DNA pada suhu yang bertingkat, kemudian diukur absorbansinya (A) pada panjang gelombang 260. Perlu diketahui bahwa basa asam nukleat menyerap dengan kuat cahaya pada panjang gelombang 260. Kurva hubungan antara peningkatan suhu dengan suhu dengan nilai A260 menunjukkan perubahan tingkat denaturasi DNA. Banyaknya cahaya dapat diserap oleh molekul DNA tergantung pada struktur molekulnya. Semakin teratur molekulnya maka semakin sedikit cahaya yang diserap. Oleh karena itu nukleotida bebas menyerap cahaya lebih besar daripada molekul DNA untai tunggal atau RNA. Nilai serapan cahaya oleh molekul DNA dengan struktur DNA tetapi dengan konsentrasi yang sama (50mg/ml) adalah sebagai berikut :
DNA untai ganda A260 = 1,0
DNA untai tunggal A260 = 1,37
Nukleotida bebas A260 = 1,60
Beberapa hal penting dalam kurva diatas antar
lain :
1. Nilai A260
tidak berubah sampai keadaan suhu yang umumnya dijumpai pada sel hidup dialam.
2. Peningkatan
nilai A260 terjadi dalam kisaran 6 sampai 8˚C.
3. Nilai A260
maksimum sekitar 37% lebih besar dibandingkan dengan nilai awalnya.
B.
Aspek Fisiologis Denaturasi DNA
Proses
denaturasi DNA sebenarnya juga terjadi dalam kondisi fisiologis dan bahkan
merupakan bagian dari proses fisiologis yang penting. DNA sebenarnya merupakan
struktur yang dinamis. Bagian tertentu struktur gelembung untai tunggal.
Fenomena ini disebut breathing. Dalam aktivitas fisiologis jasad hidup, keadaan
semacam ini sangat penting artinya karena DNA dapat berinteraksi dengan
banyak protein, misalnya dalam proses replikasi dan transkripsi. Fenomena
breathing lebih banyak terjadi pada bagian yang kandungan A T nya lebih tinggi.
Dengan adanya breathing maka protein yang terlibat dalam proses replikasi dan
transkripsi dapat berinteraksi dengan molekul DNA.
II. RENATURASI DNA
A.
Pengertian Renaturasi DNA
Renaturasi
adalah proses
pembentukan kembali struktur untai ganda dari keadaan terdenaturasi. Renaturasi merupakan suatu proses yang dapat
terjadi secara in vivo maupun in vitro. Renaturasi in vitro merupakan suatu
fenomena yang sangat berguna untuk analisis molekuler, misalnya untuk
mengetahui kesamaan atau kedekatan genetis antara suatu organisme dengan
organisme lain, untuk mendeteksi macam RNA tertentu, untuk mengetahui apakah
suatu urutan nukleutida tertentu ada lebih dari satu pada suatu jasad, serta
untuk mengetahui lokasi spesifik suatu urutan nukleutida pada genom . Dalam
bagian ini merupakan proses renaturasi secara in vitro.
B.
Tahapan Renaturasi DNA
·
Untai
tunggal DNA (sense) bertemu dengan untai tunggal lainnya (antisense) secara
acak
·
Jika urutan
Nukleotida kedua untai tunggal tersebut komplementer, maka akan terjadi ikatan
hidrogen dan terbentuk struktur untai ganda pada suatu bagian. Pembentukan
ikatan hidrogen kemudian akan dilanjutkan pada bagian yang lain secara cepat
sehingga terbentuk struktur untai ganda yang lengkap
Tahapan yang menentukan kecepatan renaturasi
bukan proses pembentukan untai gandanya melainkan proses tumbukan antara
molekul untai tunggal dengan untai tunggal yang lain. Renaturasi dipengaruhi
oleh hambatan friksional. Proses ini berlangsung secara acak sehingga sangat
ditentukan oleh konsentrasi DNA.
C.
Syarat Renaturasi
1.
Konsentrasi
garam cukup tinggi (0,15 sampai 0,5 M). Ion Na+ yang bersifat positif akan menetralkan gugus
fosfat DNA yang bermuata negatif sehingga tidak terjadi saling tolak antar
untaian DNA yang satu dengan untaian DNA yang lain.
2.
Suhu
renaturasi harus cukup tinggi (20 sampai 25˚C dibawah nilai Tm).
3.
Konsentrasi
DNA, semakin tinggi konsentrasinya maka
probabilitas tumbukan antar molekul untai tunggal DNA menjadi semakin besar.
4.
Kecepatan
perlakuan renaturasi. Jika suatu molekul DNA didenaturasi dengan perlakuan suhu tinggi kemudian
suhunya diturunkan secara cepat, maka probabilitas molekul DNA sense untuk
berpasangan dengan molekul antisense secara akurat akan lebih kecil. Oleh
karena itu proses renaturasi biasanya dilakukan dengan menurunkan suhunya
secara bertahap.
III.
PERBAIKAN DNA
A. Pengertian Perbaikan DNA
DNA sebagai materi genetic yang selalu
mengalami berbagai reaksi kimia dan selalu melakukan kopi DNA. Perubahan
struktur DNA ini disebut mutasi DNA yang dapat terjadi pada saat proses
replikasi DNA. Untuk menstabilkan hal tersebut maka DNA memiliki kemampuan
untuk memperbaiki (repair) kesalahan yang terjadi pada dirinya sendiri. Jika
mutasi DNA yang terjadi cukup banyak dan DNA tidak sempat untuk memperbaiki
(repair) dirinya sendiri maka akan terjadi kelainan ekspresi genetic bahkan
menyebabkan terjadinya penyakit genetik. Konsumsi makanan yang bergizi serta
istirahat yang cukup memungkinkan tubuh untuk dapat melakukan repair DNA.
DNA repair merupakan suatu mekanisme perbaikan
DNA yang mengalami kerusakan / kesalahan yang diakibatkan oleh proses
metabolisme yang tidak normal, radiasi dengan sinar UV, radiasi ion, radiasi
dengan bahan kimia, atau karena adanya kesalahan dalam replikasi DNA. Mekanisme
perbaikan yang terdapat ditingkat selular secara garis besar disesuaikan dengan
jenis kerusakan yang tentu saja terkait erat dengan jenis factor penyebabnya.
Sel-sel menggunakan mekanisme-mekanisme perbaikan DNA untuk memperbaiki
kesalahan-kesalahan pada sekuens basa molekul DNA. Kesalahan dapat terjadi saat
aktivitas selular normal, ataupun dinduksi. DNA merupakan sasaran untuk
berbagai kerusakan: baik eksternal agent maupun secara spontan.
Apabila ada kesalahan / kerusakan DNA, sel
mempunyai dua pilihan :
1.
Kesalahan tersebut diperbaiki dengan cara mengaktifkan DNA repair. Namun
apabila kesalahan yang ada sudah tidak mampu lagi ditanggulangi, sel memutuskan
untuk beralih ke pilihan kedua.
- Apabila DNA tidak mampu diperbaiki lagi, akibat dari adanya kesalahan yang fatal maka akan dimatikan daripada hidup membawa pengaruh yang buruk bagi lingkungan sekelilingnya. Kemudian sel dengan DNA yang normal akan meneruskan perjalanan untuk melengkapi siklus yang tersisa yaitu S (sintesis) G2 (Gap 2) dan M (Mitosis).
ü Komponen yang Terlibat dalam Proses DNA Repair
Proses perbaikan DNA itu harus melibatkan
berbagai macam komponen, yang sangat berperan penting dalam mekanisme perbaikan
DNA tersebut.
Repair
system
|
Enzim/protein
|
Repair
sistem
|
Enzim/protein
|
Base
excision
|
DNA
glycosylase
|
Mismatch
|
Dam
metilase
|
AP
Endonuklease
|
MutS,MutL,MutH
|
||
DNA
Polymerase I
|
Exonuclease
|
||
DNA ligase
|
DNA
Helicase II
|
||
Nucleotid
exicion
|
UVrA,UVrB,UvrC
|
SSB
Protein
|
|
DNA
polymerase I
|
DNA
plomerase III
|
||
DNA Ligase
|
DNA Ligase
|
B.
Mekanisme DNA repair
Pada dasarnya perbaikan DNA dapat
dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
- Demage reversal : penggantian secara langsung, photoreactivation merupakan cara perbaikan DNA dengan melibatkan pembuangan atau pembalikan DNA yang rusak oleh sebuah enzim tunggal yang tergantung oleh cahaya. Pada bakteri E. Coli enzim itu dikodekan oleh gen phr. Adanya kerusakan pada suatu segmen pirimidin (timin dan sitosin) yang telah berpasangan (dimer) pada suatu struktur DNA, akan mengaktifkan suatu proses perbaikan dimana suatu kompleks protein enzim fotoreaktif akan memutuskan ikatan hydrogen tetapi tanpa memutuskan ikatan fosfodiester antar nukleotida. Perubahan urutan akan diperbaiki dengan pergantian sesame nukleotida dengan basa pirimidin, dan akan diikuti proses penangkupan kembali celah yang semula tercipta.
- Demage removal : proses ini lebih kompleks karena melibatkan replacing atau penggantian dengan dipotong-potong. Pada excision repair diawali dengan proses pengidentifikasian ketidaksesuaian sekuen / urutan DNA dalam suatu proses pengawasan yang dilakukan oleh endonuklease perbaikan DNA. Kompleks enzim tersebut akan menginisiasi proses pemisahan DNA heliks utas ganda menjadi suatu segmen utas tunggal. Proses ini akan diakhiri dengan pertautan kembali antara dua utas tunggal tersebut untuk kembali menjadi bagian dari heliks utas ganda, dengan perantaraan enzim DNA ligase.
- Demage tolerance : Mentoleransi kesalahan.Hal ini dilakukan bila kesalahan tidak dapat diperbaiki sehingga kesalahan terpaksa ditoleransi dan yang terotong adalah kedua strand. Mekanisme ini adalah sebentuk replikasi rawan kesalahan (error-phone) yang memprbaiki kerusakan-kerusakan pada DNA tanpa mengembalikan sekuens basa awal. Tipe perbaikan ini bisa dipicu oleh kerusakan DNA dalam tingkat tinggi. Pada bakteri E. Coli, system tersebut diatur oleh gen-gen recA dan umu yang dihipotesiskan mengubah fidelitas (ketepatan) polymerase DNA setempat. Dalam rose situ, polymerase melakukan replikasi melewati kerusakan DNA, sehingga memungkinkan sel untuk bertahan hidup atau sintas. Jika sel tersebut berhasil sintas melalui seluruh kerusakan DNA, besar kemungkinan sel itu mengandung satu atau lebih mutasi.
ü Ada 3 tipe demage removal yaitu :
a.
Base excision repair
hanya 1 basa yang
rusak dan digantikan dengan yang lain. Basa-basa DNA dapat dirusak melalui
deaminasi. Tempat kerusakan basa tersebut dinamakan dengan”Abasic site” atau
“AP site”. Pada E.coli enzim DNA glycosilase dapat mengenal AP site dan
membuang basanya. Kemudian AP endonuklease membuang AP site dan Nukleotida
sekitarnya. Kekosongan akan diisi dengan bantuan DNA Polymerase I dan DNA
Ligase. DNA polymerase I berperan didalam mensintesis atau menambahkan pasangan
basa yang sesuai dengan pasangannya.sedangkan DNA Ligase berperan dalam
menyambungkan pasangan basa yang telah disintesis oleh DNA polymerase I.
b.
Nucleotide excision repair
adalah
memotong pada bagian / salah satu segmen DNA, dari DNA
yang mengalami kerusakan. Kerusakan nukleotida yang disebabkan oleh sinar
UV, sehingga terjadi kesalahan pirimidin dimer (kesalahan dua basa tetangga).
Pada E. Coli terdapat protein yang terlibat dalam proses pembuangan atau
pemotongan DNA yang mengalami kerusakan, protein tersebut adalah UVrA, UVrB,
UVrC, setelah protein tersebut mengenali kesalahan, maka nukleotida yang rusak
tersebut dihilangkan (dipotong) sehingga terjadi kekosongan pada segmen untaian
nukleotida tersebut. Selanjutnya untuk mengisi kekosongan tersebut maka RNA
polymerase I mensintesis nukleotida yang baru untuk dipasangkan pada segmen DNA
yang mengalami kekosongan tadi, tentu saja dengan bekerja sama dengan DNA
ligase dalam proses penyambungan segmen DNA tersebut.
c.
Mismatch repair
Pada tahap ini
yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi ketika DNA disalin. Selama
replikasi DNA, DNA polymerase sendirilah yang melakukan perbaikan salah pasang.
Polimerase ini mengoreksi setiap nukleotida terhadap cetakannya begitu
nukleotida ditambahkan pada untaian. Dalam rangka mencari nukleotida yang
pasangannya tidak benar, polymerase memindahkan nukleotida tersebut kemudian
melanjutkan kembali sintesis, (tindakan ini mirip dengan mengoreksi kesalahan
pada pengolah kata dengan menggunakan tombol “delete” dan kemudian menuliskan
kata yang benar). Protein-protein lain selain DNA polymerase juga melakukan
perbaikan salah pasang.
Para peneliti mempertegas pentingnya
protein-protein tersebut ketika mereka menemukan bahwa suatu cacat herediter pada
salah satu dari protein-protein ini terkait dengan salah satu bentuk
dari kanker usus besar. Rupanya cacat ini mengakibatkan kesalahan
penyebab kanker yang berakumulasi di dalam DNA. Pada intinya mekanisme
perbaikan mismatch ini mendeteksi terlebih dahulu pasangan basa yang tidak
“cocok (matched)” atau tidak berpasangan dengan benar. Kesalahan berpasangan
basa atau mismatch dapat terjadi saat replikasi ataupun rekombinasi DNA, dimana
untuk memperbaiki basa yang tidak berpasangan, terlebih dahulu harus diketahui
pasangan basa mana yang mengalami kesalahan basa pada untai DNA. Caranya segmen
DNA yang membawa basa yang salah dibuang, sehingga terdapat celah (gap) di
dalam untai DNA. Selanjutnya dengan bantuan enzim polymerase celah ini akan
diisi oleh segmen baru yang membawa basa yang telah diperbaiki, yang kemudian
dilekatkan dengan bantuan enzim ligase.
contoh renaturasi itu apa aja ya?
BalasHapushttp://mrk.student.ipb.ac.id/
meskipun saya ga ngerti tentang renaturasi tapi saya coba belajar dan memahami nya thanks dah berbagi mas,,
BalasHapus